Posts

Showing posts from July, 2020

Cara Memposisikan Diri Saat Diremehin Orang Lain

"Allah enggak adil sama gue." "Allah enggak pernah denger doa-doa gue." "Allah enggak bakalan mengabulkan semua impian gue." "Allah emang udah menakdirkan gue buat enggak sukses." "Allah memberi garis hidup gue dengan kapasitas yang segini-segini aja." "Allah ngasih otak gue emang enggak pinter-pinter amat." "Allah emang enggak ridho kalau hidup gue enak." dan segudang ucapan-ucapan negatif lainnya. Saban hari kerjaannya ngehujat diri sendiri mulu. Toxic sama diri sendiri. Ngedumel. Ngeluh. Ngucap apa-apa yang bernilai negatif. Udah gitu, yang terlintas di pikiran kita juga jadi negatif. "Kemampuan gue emang segini doang kali ya." "Ah, buat apa usaha capek-capek. Toh, rejeki di tangan Allah." "Takdir hidup gue enggak enak amat sih ya." "Yah, namanya juga hidup." "Yaudahlah, pasrah aja." dll. Hey. Omongan kita harus baik. Ucapan kita harus

Belajar dari Sebuah Kehilangan

Bicara tentang perjalanan hidup, sering kali enggak ada ujungnya. Masing-masing kita punya perjalanannya sendiri, ada lika-liku kehidupan yang mau enggak mau harus dijalani, bukan hanya diliatin aja. Hehehe Kadang, kalau sudah lelah kita menghela nafas sejenak dan berkata; "Yah, namanya juga hidup." Siklus perputaran kehidupan sering kali membuat kita gagal untuk mengerti, mengapa semua yang ada di dunia ini sifatnya hanya sementara? Apa maksudnya? Apa tujuannya? Dan kenapa Allah menciptakannya seperti ini? Bukankan yang namanya kebahagiaan itu harus abadi? Ada yang memulai perjalanan hidupnya dari nol. Kemana-mana naik kendaraan umum sebab enggak punya kendaraan pribadi. Hingga sampailah dia pada titik dimana dia punya kendaraan pribadi. Enggak tanggung-tanggung, kendaraan pribadinya berupa mobil mewah. Enak bener dah. Kemana-mana dia pakai mobil mewah. Tapi karna adanya siklus, suatu hari Allah ambil lagi itu mobil. Allah tarik kembali. Gimana cara Allah menarik

We Share, We Happy

Image
31 Juli 2020. Puasa arafah 1441 H. Idul Adha tahun ini jadi Idul Adha paling bahagia sejak beberapa tahun belakangan ini keluargaku enggak bisa berkumpul secara utuh untuk merayakan hari bahagia ini di rumah. Dari tahun ke tahun, diantara kami selalu adaaaa aja yang enggak bisa pulang ke rumah. Tapi, tahun ini agaknya jadi tahun istimewa sebab kami semua bisa ada di rumah. Namun, hari paling bahagia ini rasanya seperti sayur tanpa garam jika kami hanya merasakan kebahagiaan itu sendirian. Kami kembali memutuskan untuk turun ke jalan. Berbekal sekian rupiah yang kami belikan lontong isi dan risol yang lengkap dengan nasi dan ayam goreng krispy, kami membagi kebahagiaan kepada mereka yang kurang mampu. Yap! Berbagi makanan buka puasa. Teknisnya masih sama. Kami sekeluarga keliling dengan mobil. Tidak perlu turun dan keluar dari mobil, cukup dengan buka kaca dan menjulurkan tangan kami ke luar untuk menyampaikan box demi box makanan ke tangan mereka di luar sana. Bah

Dibalik Perjalanan Umroh

"Enak banget ya jadi lo." "Yaiyalah sultan, wajar sih." "Ah kalo lo yang berangkat umroh sih ga aneh." "Apa?! Lo mau umroh lagi? Gue aja beloman." "Ha?! Umuran segini udah umroh dua kali?!" "Duit lo kok ga abis-abis sih?!" "Gaji lo berapa sih emangnya?" "Kuliah jalan, umroh juga jalan." "Wihhh!! Rajin juga ya lo nabung buat umroh." dll. Begitulah penilaian orang selama ini, tentang perjalanan umrohku. Gapapa, biar jadi doa. Beneran jadi orang kaya dengan uang yang banyaaaaaak banget, jadi pengusaha yang bisa ngeberangkatin karyawannya umroh.. Aamiin.. Melalui tulisan ini aku mau ceritain gimana sih di balik perjalanan umrohku. Semoga bisa diambil sisi baiknya yaa.. Prinsipku, orang lain enggak perlu tau seberapa besar perjuangan yang aku lalui, untuk bisa hidup enak. Sampai orang-orang tuh bilang, “Enak banget ya jadi lo!” Kedua perjalanan umrohku, enggak ngeluarin uang