Posts

Showing posts from August, 2020

Acc Sidang Tesis Jalur Sholawat

Alhamdulillah kemarin (11 Agustus 2020) aku acc sidang tesis. Sidangnya sih masih tanggal 2 September 2020 nanti.. Hehehe. Batas akhir pengumpulan naskah di tanggal 19 Agustus 2020. Dan hari ini, aku lagi riweuh-riweuhnya nyiapin naskah buat dikumpulin ke sekretariat pascasarjana, tapi break dulu lah yaa buat nulis kisah dibalik acc sidangku ini.. Terakhir aku bimbingan tesis itu tanggal 16 Juni 2020. Nah, di hari itu aku sekaligus dikasih surat izin penelitian, acc ambil data di lapangan. Oke. Sejak hari itu, udah mulai kebayang tuh tentang penelitian yg mau aku jalani. Data apa aja yang harus aku ambil di lapangan. Mulai dari siapa respondennya, pertanyaan wawancara, sampai ke arsip dokumentasi semuanya beneran udah kebayang banget. Tapiiiiii karna mager parah, aku akhirnya skip. Enggak melakukan apapun. Enggak ada bolak-balik penelitian. Enggak ngerjain revisi. Enggak ngapa-ngapain dah pokoknya. Udah mah mageran, ditambah lagi aku orangnya emang kelewat santuy.. haha. sant

Enough

Enggak ada salahnya saat kita merasa tidak cukup akan sesuatu. Misal, "Duh, gue belum rajin nih duhanya." "Gue masih males-malesan tahajudnya." "Gue masih kurang semangat belajarnya." "Ikhtiar gue masih kurang full nih." dll. Kenapa ku bilang enggak ada salahnya ketika kita merasa enggak cukup akan seseuatu? Karna dengan kita merasa enggak cukup itulah sebetulnya kita jadi sadar bahwa apa-apa yang kita lakukan memang belum maksimal. Kesadaran kayak gini emang harus ada. Penting banget. Bikin kita mikir tentang seberapa besar perjuangan yang udah kita lakukan. Seberapa banyak upaya yang kita jalani. Juga seberapa banyak usaha kita dalam mencapai sesuatu yang kita inginkan. Tapi, akan ada masa dimana ketika semua yang kita lakukan udah maksimal, tapi Allah masih belum juga memberikan apa yang kita inginkan, saat itulah kita harus bisa merasa cukup atas upaya dan jerih payah yang sudah kita lakukan. Inget, Allah sebaik-

Bergerak!

"Duh butuh motivator nih gue. Asli.", kalimat model begini sering kita denger dari lisan orang-orang sekitaran kita yang memang merasa dirinya lagi down. Lagi terpuruk. Bahkan enggak ngerti lagi apa yang harus dilakukan. Hilang arah tujuan. Tapi di satu sisi, dia sadar bahwa dia perlu bergerak. Bangkit. Bangun untuk terus melanjutkan upaya-upaya penggapaian impiannya. Makanya dia bilang dia butuh motivasi, butuh sosok seorang motivator. Seperti yang kita tau kan, bahwa gunanya seorang motivator yaa untuk memotivasi orang-orang, gitu kan? Kita juga sering sekali mendengar pertanyaan-pertanyaan soal motivator dan motivasi. Misal, "Siapa sih motivator terbaik menurut lo?" "Kenapa sih lo bisa ngasih motivasi buat orang-orang sekitar lo?" "Gila. Kok keren sih. Mau enggak kalau lo yang jadi motivator terbaik buat gue?" dll. Oke. Melalui tulisan ini, aku mau menyadarkan kembali mindset temen-temen semua soal motivator dan motivasi. E

Beli iPhone Terbaru VS Berangkat Umroh

"Beli iPhone seri terbaru dengan harga puluhan juga aja bisa, masa buat melaksanakan ibadah umroh masih nanti-nanti aja? Padahal harganya cuma beda tipis." Begitulah sepenggal kalimat "julid" yang sering kita dengar di kalangan masyarakat yang enggak segan-segan meng-upgrade seri telepon genggamnya, meski harus mengeluarkan uang puluhan juta rupiah. Padahal, hp yang sekarang ada masih sangat layak pakai kok. Tapi kenapa setiap muncul seri terbaru selalu seperti seekor kucing yang baru ketemu ikan, langsung lahap. Hehehe "Doain gue ya, gue pengen umroh juga." "Doain gue ada rezeki buat berangkat umroh." "Doain gue dong, pengen banget umroh nih." "Doain gue ya biar bisa segera umroh." "Doain gue biar uang gue segera cukup buat bayar umroh." dll. Berulang kali mengucap kalimat permintaan doa supaya bisa segera umroh, tapi masih mengutamakan urusan dunia. Berulang kali minta didoakan agar rezekinya Al

Tentang Sebuah Keyakinan

"Yakin". Satu kata yang punya energi positif yang sangat sangat sangat kuat. Bahkan mampu mengubah keadaan kita di masa depan. Satu jam kemudian kan termasuk masa depan ya? Hehe Kita enggak pernah tau apa yang nanti akan terjadi, bahkan di 1 menit kemudian. Apalagi dengan yang terjadi di 1 tahun kemudian. Kita semua enggak tau. Semua adalah rahasia Allah. Betul? "Yaudasi, yakin aja dulu." "Gue sih yakin. Bismillah." "Oke gue yakin." "Bismillah gue yakin 100%." "Gue mah modal yakin." Enggak ada yang enggak mungkin. Semuanya sangat mungkin terjadi di dunia ini. Ketika cita-cita kita dianggap enggak mungkin tercapai oleh orang lain, enggak usah ngomel. Enggak perlu ngedumel. Enggak ada gunanya ngedown. Karena ketika kita yakin, semua yang orang bilang enggak mungkin itu bakal berubah jadi mungkin. Sangat mungkin. Kita punya Allah. Kita sama-sama tau kan kalau Allah tuh Maha Mengubah segala hal. Apapun. Pokokn

Sosok Ummi..

Sering kali ku ditanya; "Siapa sih role model  kamu?" Dan berulang kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Aku punya sosok role model tersendiri. Bukan artis, bukan wanita populer, bukan juga seorang wanita pejuang yang dikenal banyak orang karena popularitasnya. Siapa dia? Ummi. Ibuku. Aku memanggilnya dengan sebutan Ummi. Hehehe Hingga suatu hari ada satu temanku bertanya; "Siapa sih, sosok wanita yang paling kamu kagumi? Sosok wanita yang paling berdampak banyak dalam kehidupan kamu? Bahkan sejak kamu lahir hingga detik ini.?" Bibirku tersenyum dan menjawab, "Ummi". Bagiku, setiap anak perempuan enggak perlu repot-repot mencari sosok role model yang sempurna untuk ia tiru dalam segala hal positifnya. Cukup lihat satu-satunya wanita yang telah melahirkannya dengan segala perjuangannya di masa lalu, maka ia akan menemukan sosok itu. Hebatnya, kuatnya, mandirinya, bahkan tangguh dan teguhnya patut aku teladani. Ummi enggak pernah mengeluh ten

Self Toxic

#letstalkabout TOXIC. Definisi toxic tuh apa sih? Racun? Gangguan? Atau apa? Oke. Ada 2 jenis toxic yang harus kita pahami. 1) Toxic internal, dan 2) Toxic eksternal.Bedanya apa? Sesuai dari sebutannya masing-masing. Kalau yang pertama, yaitu toxic intern adalah toxic yang asalnya dari diri kita sendiri. Misal, pernah enggak kita ngerasa insecure ? Kalau pernah, inilah yang dinamakan toxic dari dalam diri sendiri. Ketika kita melihat orang lain lebih bagus, lebih hebat, lebih cerdas, dsb. "Dia pinter amat sih, otak gue mah boro-boro." "Ih hebat ya masih muda udah jadi pengusaha, gue mah apa atuh." "Wow keren banget sih dia bisa dapet peringkat 1 mulu, gue mah ga mungkin lah." "Halah, orang kayak gue mau nyusul orang sehebat itu, gak bakal bisa." "Bagus banget gambarnya, gambar gue mah kayak benang kusut." dll. Saat kita ada di posisi itu, tanpa sadar ucapan dan pikiran kita udah senegatif itu. Dan asli ini bahaya banget